Tahun ajaran baru, dengan penuh semangat anak kembali masuk sekolah. Berbagai barang dimasukkan ke tas, waspadai ransel yang terlalu berat!
PROPERTI CIREBON – Setelah libur panjang, akhirnya anak mulai masuk sekolah, dan kembali ke rutinitasnya di tahun ajaran baru. Berbagai buku pelajaran, bekal makanan, peralatan menulis dan menggambar, dan benda penting untuk anak dijejalkan ke dalam tas ranselnya. Untuk orang tua, waspadai tas yang terlalu berat karena ada dampak buruk untuk kesehatan anak.
Berdasarkan studi di Spanyol yang dipublikasikan di jurnal “Applied Ergonomics” tahun ini, beban tas ransel yang dipanggul anak-anak sebaiknya tak lebih dari 10 persen dari berat tubuhnya.
Jika tas ransel anak terlalu berat akibat buku pelajaran, instrumen musik, baju ganti, mainan, dan lain-lain, pertimbangkan untuk menggunakan tas troli (trolley) anak. Beban maksimum ransel troli umumnya 20 persen dari total berat anak.
Jika lebih dari itu, dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter mengungkapkan bahwa kondisi tulang anak bisa terancam.
“Tas dengan beban yang terlalu berat akan memengaruhi kesehatan tulang anak. Bahkan, pertumbuhan tulangnya akan terhenti pada saat anak berusia 18 tahun,” ungkapnya.
“Penggunaan ransel yang terlalu berat kadang berhubungan dengan sakit punggung atau ketidaknyamanan di leher dan bahu, serta meningkatnya rasa lelah,” kata Eva Orantes González, PhD., salah satu penulis studi dari Universitas Granada, Spanyol, seperti dikutip di Healthline.
Sementara menurut Dr. Bradley Weinberger, dokter spesialis anak dari Cleveland Clinic, Amerika Serikat, tas punggung anak yang terlalu berat bisa membahayakan kesehatan anak, meliputi:
Menurut dokter anak asal Kanada, Dr. Dina Kulik, FRCPC, PEM, ada beragam masalah kesehatan akibat membawa ransel yang terlalu berat. Beberapa di antaranya adalah nyeri muskuloskeletal (otot, tulang, dan sendi), nyeri di leher dan bahu, serta postur tubuh yang buruk.
Selain itu, ada pula ancaman kelainan tulang pada anak seperti skoliosis (melengkungnya tulang belakang ke samping secara abnormal), kifosis (tulang belakang melengkung ke depan alias bungkuk), dan lordosis (tulang belakang bagian bawah melengkung ke belakang secara berlebihan).
Eva menyebut, studi yang ia dan tim lakukan memperlihatkan bahwa pengguna ransel troli merasa lebih baik daripada pengguna tas punggung konvensional. Rasa lelah, menjadi berkurang, demikian juga dengan nyeri punggung.
Ransel troli juga dianggap lebih baik karena pada dasarnya anak tak lagi menaruh beban di bahu dan punggungnya.
Meski dianggap lebih baik untuk kondisi tulang anak, tetapi tetap saja ransel troli menyimpan kekurangan. Beberapa ibu dari anak sekolah berpendapat bahwa anak yang menggunakan ransel troli rentan menjadi korban perundungan (bullying), sehingga banyak orang tua yang lebih baik memberikan tas punggung biasa ketimbang anak harus menghadapi bullying di sekolah.
Selain itu, ada pula kendala lainnya seperti cuaca, misalnya salju atau huran deras. Menggeret tas troli di jalan, apalagi ketika jalanan rusak, bisa menyulitkan anak.
Jika penggunaan ransel troli tak memungkinkan, Anda sebagai orang tua harus memastikan ransel anak aman. Baik dari segi kualitas, cara pemakaian yang aman, hingga bobot bawaan anak.
Sebagai langkah awal, carikan anak ransel berkualitas tinggi, dengan berat kosong yang rendah, serta tali ransel yang empuk (dilengkapi pads atau bantalan yang nyaman).
Setelahnya, dr. Dyah menyarankan Anda untuk mengajarkan anak cara memakai ransel yang benar, yaitu:
Tips tambahan yang dirangkum dari berbagai sumber ini juga perlu diingat, yaitu:
Anak masuk sekolah di tahun ajaran baru sering membawa barang yang membuat tas ransel terlalu berat. Jika ini berlangsung terus-menerus, kondisi tulang anak bisa terancam. Lakukan tips di atas sekaligus ajarkan anak tentang cara memakai tas yang benar dan jangan bosan mengingatkan anak untuk hanya membawa barang yang benar-benar diperlukan di sekolah.
Jl. Nyi Gede Cangkring, Perum Pondok Mutiara Blok M3/L6 Tegalsari Plered Kab. Cirebon | |
0811202771 | |
info@properticirebon.id |